Kaporit, Sandal Hilang, dan Tawa! Nostalgia di Water Kingdom Mekarsari
Ada bau yang sulit dilupakan. Campuran kaporit, matahari siang, dan plastik sandal yang basah. Bau itu tiba-tiba muncul kembali ketika Andra berdiri di depan gerbang Water Kingdom Mekarsari, bertahun-tahun setelah kunjungan terakhirnya.
Ia datang bukan sebagai anak kecil yang digandeng ibunya, melainkan sebagai orang dewasa yang kini menggandeng keponakan. Rambutnya sudah tidak basah kuyup seperti dulu, tapi ingatannya anehnya masih utuh.
Di sinilah ia dulu belajar berani meluncur. Di sinilah ayahnya menunggu sambil memegang tas kresek berisi baju ganti. Dan di sinilah, tanpa disadari, banyak keluarga Jabodetabek menanam potongan memori yang kini terasa mahal.
Ketika Liburan Tidak Bernama Staycation
Jauh sebelum kata staycation menjadi bagian dari percakapan sehari-hari, liburan keluarga punya definisi yang lebih sederhana. Bangun pagi, naik mobil atau bus pariwisata, membawa bekal, lalu pulang sore dengan tubuh lelah dan hati penuh.
Water Kingdom Mekarsari adalah salah satu panggung dari ritual itu.
Pada era awal 2000-an, tempat ini menjadi tujuan favorit keluarga yang ingin memberi anak-anaknya pengalaman “jalan-jalan”, tanpa harus ke luar kota atau menginap di hotel. Tidak ada foto estetik, tidak ada filter, tidak ada tekanan untuk pamer.
Yang ada hanya antrean perosotan, teriakan anak-anak, dan orang tua yang sabar menunggu di pinggir kolam.
Baca Juga: Mengejar Malam Tahun Baru yang Tenang! Rekomendasi Penginapan di Bogor untuk Momen Paling Intim
Generasi yang Tumbuh Bersama Waterpark

Bagi generasi milenial Jabodetabek, waterpark bukan sekadar wahana hiburan. Ia adalah simbol waktu bersama keluarga.
Banyak dari mereka pertama kali belajar berani melompat ke air di tempat-tempat seperti Water Kingdom Mekarsari. Banyak yang pertama kali merasakan “bebas” tanpa digendong orang tua, tapi masih dalam jarak pandang yang aman.
Dan ada satu kesamaan dalam hampir semua cerita
pulang dengan kulit gosong, rambut kaku oleh kaporit, dan senyum yang bertahan sampai hari berikutnya.
Baca Juga: Tips Lifestyle Akhir Tahun untuk Merapikan Hidup Cara Pelan-Pelan Membersihkan Pikiran dan Rumah
Ketika Tempat Wisata Tidak Mengejar Kesempurnaan
Jika dibandingkan dengan waterpark modern hari ini, Water Kingdom Mekarsari jelas terlihat berbeda. Tidak semua sudutnya rapi sempurna. Tidak semua wahananya dirancang untuk memancing decak kagum di media sosial.
Namun justru di situlah daya nostalgianya bekerja.
Tempat ini tidak dibangun untuk kamera. Ia dibangun untuk kehadiran fisik untuk tubuh yang bergerak, untuk tawa yang keras, untuk kelelahan yang nyata.
Dalam dunia wisata yang kini sering terasa seperti panggung visual, Water Kingdom Mekarsari berdiri sebagai pengingat: dulu, bersenang-senang tidak perlu terlihat bagus di layar.
Baca Juga: Akhir Tahun Mulai Padat? Ini Tips Lifestyle Akhir Tahun untuk Mengelola Waktu dengan Lebih Tenang
Perubahan Zaman, Perubahan Cara Berlibur
Hari ini, banyak keluarga memilih liburan di hotel dengan kolam renang cantik, sarapan prasmanan, dan kamar berpendingin udara. Anak-anak bermain air, tapi orang tua sibuk dengan ponsel.
Tidak ada yang salah dengan itu. Zaman memang berubah.
Namun bagi mereka yang pernah mengalami liburan ala Water Kingdom Mekarsari, ada sesuatu yang terasa hilang:
rasa kolektif, rasa ramai, rasa kebersamaan dengan keluarga-keluarga lain yang sama-sama datang tanpa ekspektasi berlebihan.
Di waterpark seperti ini, kita belajar bahwa liburan adalah aktivitas sosial, bukan pengalaman privat.
Baca Juga: Bangkitnya Kuliner Rumahan Bogor! Dari Dapur Sederhana ke Tren Baru Kota Hujan
Kembali sebagai Orang Dewasa, dengan Ingatan yang Berbeda
Andra berjalan menyusuri area kolam sambil memperhatikan sekeliling. Ia melihat orang tua yang wajahnya lelah tapi tenang. Anak-anak yang berteriak tanpa peduli apakah ada yang merekam atau tidak.
Ia tersenyum, menyadari satu hal
tempat ini mungkin tidak berubah banyak, tapi cara kita memaknainya yang berbeda.
Dulu, Water Kingdom Mekarsari adalah dunia besar bagi anak kecil.
Sekarang, ia menjadi cermin kecil bagi orang dewasa tentang bagaimana kita dulu menikmati sesuatu tanpa syarat.
Baca Juga: 5 Tips Lifestyle Akhir Tahun untuk Menghabiskan Waktu di Rumah dengan Cara yang Tetap Hangat
Nostalgia Bukan Tentang Kembali ke Masa Lalu
Ada kecenderungan menganggap nostalgia sebagai keinginan untuk kembali. Padahal, sering kali nostalgia hanya ingin mengingat bagaimana rasanya menjadi sederhana.
Water Kingdom Mekarsari tidak menawarkan masa lalu. Ia menawarkan kesempatan untuk menyentuh kembali perasaan itu walau sebentar.
Perasaan ketika liburan tidak harus istimewa, tapi cukup.
Baca Juga: 5 Tips Lifestyle Akhir Tahun! Kebiasaan Kecil yang Diam-Diam Mengubah Mood Menjelang Tahun Baru
Antara Kenangan dan Realitas Hari Ini
Tentu, tempat ini bukan tanpa kekurangan. Standar kenyamanan berubah. Ekspektasi pengunjung juga meningkat. Namun justru karena tidak berusaha menjadi sesuatu yang bukan dirinya, Water Kingdom Mekarsari tetap punya tempat di ingatan banyak orang.
Ia bukan waterpark masa depan.
Ia adalah waterpark yang menyimpan masa lalu.
Dan bagi sebagian orang, itu sudah lebih dari cukup.
Baca Juga: Bangkitnya Kuliner Rumahan Bogor! Dari Dapur Sederhana ke Tren Baru Kota Hujan
Bau Kaporit yang Masih Sama
Sebelum pulang, Andra berdiri sebentar di dekat kolam. Ia menghirup udara, dan bau kaporit itu kembali menyapa. Sama seperti dua puluh tahun lalu.
Ia tersenyum kecil.
Tidak semua kenangan harus dihidupkan kembali.
Beberapa cukup dikenang dan disyukuri karena pernah ada.
Dan di sudut Cileungsi itu, Water Kingdom Mekarsari masih berdiri, bukan sebagai tempat wisata paling modern, tapi sebagai penjaga sunyi dari liburan keluarga yang pernah begitu berarti.